Rabu, 16 September 2009

TK DI INDONESIA HEBAT !!

Itulah TK Indonesia

TK atau Taman Kanak-kanak merupakan wadah pendidikan awal seorang anak sebelum dia melanjutkan ke pendidikan dasar. Masih ada lagi sebenarnya kelas di bawah TK seperti play group, namun di TK lah seorang anak mendapat bekal untuk melanjutkan ke pendidikan dasar.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sidiknas) No 20 tahun 2003, TK masuk dalam sistem pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan titik berat pembelajaran moral, nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian.

Dari undang-undang tersebut, dapat diketahui bahwa pelajaran membaca dan menulis tidaklah termasuk dalam kurikulum pembelajaran anak di TK. Namun hampir semua TK di Indonesia mengajarkan membaca, menulis dan berhitung (calistung) kepada muridnya. Hal ini terkait dengan tuntutan dari SD di Indonesia. Sekolah Dasar di Indonesia menuntut agar murid-murid kelas 1 (satu) nya sudah mampu menguasai calistung. Ini dapat dilihat dari tes masuk SD, yang mengetes para lulusan TK dengan calistung. Akhirnya, mereka yang menguasai calistung lah yang dapat sekolah di SD tersebut. Dengan tuntutan seperti ini para orang tua murid di TK juga menuntut agar di TK tersebut diadakan pembelajaran calistung. Dan itu membuat para guru TK di Indonesia untuk wajib mengajarkan calistung kepada muridnya.

Hal ini tentunya memberikan tekanan psikologis tersendiri untuk para murid TK. TK yang seharusnya adalah tempat bermain bagi mereka telah menjadi “neraka” bagi sebagian murid. Disinilah salahnya struktur pendidikan kita, dimana para murid TK sudah diajarkan stress sedari dini. Hal ini akan berpengaruh pada psikologi anak TK. Mereka tidak bisa mengembangkan kemampuan improvisasi otak mereka, karena mereka sudah didoktrin dahulu dengan pelajaran calistung. Anak usia TK yang masih ingin bermain, sudah diberikan tekanan psikologis kepada mereka. Efeknya akan terjadi ketika mereka telah dewasa. Mereka kurang mampu utuk mengambangkan imajinasi mereka.

Sekolah TK diluar negeri, belum ada yang memasukan kurikulum calistung di sekolah mereka. Ambil contoh di Jepang. Para murid TK disana hanya mendapatkan pelajaran bernyanyi, berbaris, makan. Tidak ada sama sekali proses belajar mengajar calistung. Kemudian di sekolah dasar mereka baru mendapatkan pelajaran calistung. Mereka sadar, bahwa belum saatnya anak TK belajar calistung. Mereka hanya mengarahkan anak murid agar mereka dapat disiplin, menjaga kebersihan, taat kepada Tuhan.

Alangkah hebatnya TK di Indonesia yang sudah melebihi kurikulum pendidikan TK di negara maju….

Jumat, 04 September 2009

Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Emosi

Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Emosi
Kognitif dan Musik

Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.

Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional intelligent). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan otak kiri itu.

Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.

Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.

Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.

Selain itu juga, Gordon Shaw (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat.

Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.

Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bawha pendidikan kesenian penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.

Implementasi dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga dengan pendidikan kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa di SMA. Dan kesenian di SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik.

Musik dan Kecerdasan Emosi


Sternberg dan Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.

Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.

Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh.

Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam kurun waktu tertentu.

Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka.

Remaja, merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Remaja ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas merupakan unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi remaja.

Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal.

Idealnya seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).

Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.

Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.

Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu).

Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.

Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.

Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.

Senin, 03 Agustus 2009

QUANTUM TEACHING

PENDEKATAN QUANTUM TEACHING


Bobbi Deporter


Sekolah pada dasarnya bukan untuk mencari skor tetapi sekolah itu belajar untuk kehidupan, bahkan hidup itu sendiri. Kata sekolah berasal dari bahasa Yunani kata skhole, scolae, atau schola yang berarti waktu luang atau waktu senggang. Pada waktu senggang tersebut dulu para orang tua di Yunani menitipkan putra-putrinya kepada orang yang dianggap pintar agar memperoleh pengetahuan dan pendidikan tentang filsafat, alam dan sejenis itu lainnya. Sekolah pada waktu itu adalah suatu kegiatan belajar yang menyenangkan dan mengasyikkan karena mereka dapat memperoleh berbagai hal yang ingin mereka ketahui

Bila kita menengok kondisi saat ini, sekolah masih dianggap suatu aktifitas yang mengasyikkan justru di luar jam pelajaran, tetapi bila di dalam kelas mereka merasa terbebani. Hal ini tampak dari sorak sorai siswa bila mereka mendengar pengumuman pulang pagi ada rapat guru. Wajah mereka berseri-seri seakan terbebas dari belenggu yang menjerat lehernya. Sementara didalam sistem pendidikan Indonesia guru itu adalah sentral. Bisa kita bayangkan konsekuensi bagi guru apabila kondisi pembelajaran tetap seperti ini.

Seiring perkembangan jaman, dunia pendidikan juga memerlukan berbagai inovasi. Hal ini penting dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan, tidak hanya pada tataran teori tapi sudah bisa diarahkan kepada hal yang bersifat fraksis. Diakui atau tidak walau belum ada penelitian khusus tentang pembelajaran, banyak yang merasa sistem pendidikan terutama proses belajar mengajar sangat membosankan.


Dalam setiap situasi selalu ada jalan keluar untuk sebuah solusi mungkin belajar yang menyenangkan dari Bobbi de Porter (penulis buku Quantum Learning dan Quantum Teaching) bisa dijadikan rujukan.

Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik.


Bobbi Deporter, menamai Kerangka Belajar dan Mengajar Interaktif lewat Quantum Teaching/Learning dengan: TANDUR, yaitu :


TUMBUHKAN

Tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu siswa dalam bentuk: Apakah Manfaatnya BagiKu

Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam pikiran mereka ke alam pikiran Anda, yakinkan siswa mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan.


ALAMI

Unsur alami akan mendorong hasrat alami otak untuk “menjelajah”.

Cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Kegiatan apa yang dapat diberikan agar pengetahuan dan ketrampilan yang sudah dimiliki siswa, misalnya, percobaan berjudul membuat es puter tanpa freezer.

Dari judul percobaan itu, siswa akan penasaran karena lebih tampak seperti pelajaran memasak dibandingkan pelajaran fisika. Percobaan itu bertujuan menjelaskan konsep titik lebur es pada materi suhu dan kalor. Alat dan bahannya mudah didapatkan. Misalnya, kaleng besar bekas biskuit, baskom, es batu, garam dapur, dan bahan es puter (gula, susu, santan, serta essen perasa).

Dengan petunjuk kerja dan daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk membimbing, para siswa menemukan dan membuktikan konsep mengenai titik lebur es. Mereka akhirnya akan berpikir untuk membekukan es puter tersebut tanpa menggunakan freezer. Untuk membekukan es puter, diperlukan air bersuhu di bawah 0 derajat celsius yang diperoleh dari es batu yang diberi garam. Artinya, siswa akan paham, dengan adanya pemberian garam (untuk membekuka es puter), titik lebur es akan berubah dari 0 derajat menjadi di bawah 0 derajat. Mereka jadi paham titik lebur es dipengaruhi oleh kemurnian zat.


NAMAI

Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu, mereka kita ajak untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu informasi, rumus, pemikiran,tempat dan sebagainya, ajak mereka untuk menempelkan nama-nama tersebut di dinding kelas dan dinding kamar tidurnya.


DEMONSTRASI

Setelah siswa mengalami belajar akan sesuatu, beri kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan kemampuannya , karena siswa akan mampu mengingat 90% jika siswa itu mendengar, melihat dan melakukannya. Melalui pengalaman belajar siswa akan mengerti dan mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan dan informasi yang cukup.


ULANGI

Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini!” Pengulangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep multi kecerdasan.


RAYAKAN

Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik. Seperti muslim setelah menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh, mereka merayakan hari kemenangan dengan Iedul Fitri. Maka sudah selayaknya jika siswa sudah mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik untuk dirayakan lewat: bertepuk tangan atau bernyanyi bersama-sama.


(Deporter. B, 2003 : 3)


1. Quantum Teaching

Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalm lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar. (Deporter. B, 2003 : 3)

Dari uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Quntum Teaching adalah orkrestasi bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.


2. Asas Utama Quantum Teaching

Asas utama utama Quantum Teaching konsep “Bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Maksud asas utama ini memberi pengertian bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik.


Cara yang dilakukan seorang pendidik untuk apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.


3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching

Prinsip-prinsip Quantum Teaching adalah struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah:


a. Segalanya Berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa, tubuh, dari kelas yang bagaikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.


b. Segalanya Bertujuan

Segalanya bertujuan dapat, digambarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan tertentu. Suatu tujuan yang diharapkan tidak harus diuraikan dengan kata-kata dapat pula diwujudkan dan mencakup keseluruhan peristiwa yang terjadi dalam proses belajar mengajar itu sendiri.


c. Pengalaman Sebelum Pemberian Nama

Otak manusia berkembang pesat dengan adanya rasa ingin tahu oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang mereka pelajari.


d. Akui Setiap Usaha

Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik. Fungsi dari pengakuan akan berperan menciptakan perasaan nyaman dan poercaya diri. Disamping itu juga dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan.


e. Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan

Perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuaan dan meningkatklan asosiasi emosi positif dengan belajar.

ACCELERATED TEACHING

ACCELERATED TEACHING

Guru adalah anggota masyarakat yang sangat berjasa. Ia memilih membimbing tunas-tunas muda lebih dari sekedar mengajar. Ia merancang suatu pemikiran cemerlang, bertindak dan memecahkan persoalan yang relevan.

Berbagai metode dikembangkan oleh guru. Salah satunya adalah accelerated learning (teaching). Melalui penerapan teknik accelerated learning di kelas, anak-anak walau memiliki kemampuan kurang tampak seperti benih yang hendak tumbuh.

Langkah-langkah accelerated teaching dapat diringkas dalam satu kata: MASTER.
Dengan M: Mind, A: Acquiring the fact, S: Search out the meaning, T: Trigger the memory, E: Exhibit what you know,dan R: Reflecting.

Ciptakan Suasana Hati yang Tepat (MIND)

Hubungan yang baik antara guru dan murid adalah salah satu faktor penentu apakah pembelajaran dapat berjalan dengan menyenangkan dan efektif. Sangat penting meluangkan waktu bersama siswa dan menjamin siswa dapat menerima, bebas stres dan suasana hati gembira.

Berikut ini adalah beberapa cara membangkitkan motivasi siswa:

- Jelaskan pada siswa cara kerja otak mereka dan gaya belajar.
- Tekankan relevansi.
- Visualisasikan kualitas hasil.
- Beri siswa kepercayaan mengatur.
- Beri jaminan rasa aman untuk kesalahan.
- Sugesti keberhasilan.
- Pasang poster ‘sukses’.

Dapatkan Informasi (Acquiring the Fact)

Saat guru menyampaikan informasi baru, wajar bila siswa mulai melakukan internalisasi. Siswa melakukan internalisasi dengan cara yang berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan kegaduhan. Bila guru berusaha menghentikan kegaduhan ini, dapat menghambat pemahaman siswa. Cara yang efektif untuk mengurangi kegaduhan adalah berhenti dan menganjurkan siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya sejenak. Pada kesempatan ini guru dapat membantu pemahaman siswa tertentu.

Dalam suasana seperti ini guru dapat mengambil sikap proaktif:

- Ide utama; menjelaskan kembali ide utama sehingga membantu proses internalisasi.
- Kerja sama informal; kembangkan kerja sama informal antara siswa-guru maupun antar siswa.

Temukan Makna (Search Out the Meaning)

Tujuan pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu, tetapi membantu siswa mengembangkan pemahamannya sendiri sampai ke pemahaman yang benar tentang subjek.

Untuk membantu siswa menangkap makna, guru dapat melakukan:

- Berikan Analogi; memberikan gambaran-gambaran yang lebih akrab atau dikenal oleh siswa.
- Kerangka visual pikiran; Anda dapat membuat diagram materi yang sedang diajarkan atau peta pikiran. Dengan demikian hubungan antar tiap bagian dapat tervisualisasikan.
- Pemikiran mendalam; mungkin Anda dapat membantu siswa mengkaji lebih detil. Anda dapat menunjukkan contoh konkret atau bukti formal.
- Sequence Shuffle untuk tipe kinestesik; untuk tipe siswa kinestesik, berilah kesempatan agar dapat melakukan gerakan tertentu. Biarkan saja ia pindah posisi untuk merenungkan lebih dalam.
- Arahan imajinasi; bangun percaya diri siswa. Picu imajinasinya. Dukung dan arahkan imajinasi ke makna terdalam atau lebih.
- Pertanyaan tantangan; munculkan beberapa pertanyaan yang memancing rasa penasaran. Tahap demi tahap semakin dalam.
- Pembelajaran Interpersonal.
- Bantu membangun kecerdasan intrapersonal.
- Proyek perseorangan yang melibatkan banyak subjek.

Memancing Memori (Trigger the Memory)

Gunakan review berputar. Anda dapat meminta seorang siswa untuk menyebutkan apa yang paling ia sukai dalam pelajaran yang baru berlangsung. Pernyataan siswa itu kemudian disambung dengan siswa yang lain. Anda dapat berperan sebagai fasilitator.

Salah satu metode terbaik untuk memori adalah circuit learning. Anda dapat melakukan pengulangan-pengulangan secara terencana. Misalnya siswa dapat membuat peta pikiran dari suatu subjek. Setiap hari peta pikiran itu diamati secara sepintas. Jika ingin dikomentari, langsung ditambahkan.

Ungkapan Apa yang Diketahui (Exhibit)

Siswa jelas perlu menyatakan apa yang telah dipelajari dan seberapa baik. Lakukan test untuk feedback.

- Tantangan yang sesuai
- Swap Shop
- Pernyataan pribadi
- Rekaman pencapaian
- Nilai

Refleksikan Apa yang Telah Dipelajari (Reflect)

Cara paling sederhana untuk memperbaiki kinerja Anda dan siswa adalah melakukan renungan. Renungkan hal-hal apakah yang dapat diperbaiki lagi.

Refleksi guru. Renungkan apakah metode yang kita terapkan telah sesuai sasaran. Renungkan pula apakah target kita tercapai. Bagaimana cara memperbaikinya. Dengan perenungan ini, setahap demi setahap kita akan menuju titik optimal.

Refleksi siswa. Tuntunlah siswa untuk merenungi apa yang telah ia pelajari. Apakah ia telah belajar dengan cara yang efektif. Jadilah fasilitator untuk meningkatkan kinerja belajar siswa.

Kamis, 16 Juli 2009

Sachio Anakku Lahir ke Dunia

Chio Lahir Normal

Hari Sabtu itu tanggal 11 Juli 2009, aku di tugaskan oleh kantorku untuk pergi ke Solo. Pagi jam 05.00 aku sudah mandi dan jam 05.30 aku sudah siap berangkat.
Sebelum aku mandi, istriku sudah merasa sakit di perutnya karena kontraksi.
Pagi itu aku memaksakan diri untuk pamit kepada istriku untuk berangkat ke SOlo karena tugas kantor.
Pukul 05.30 aku sudah buka pagar rumah dan sudah mengeluarkan kendaraan, tetapi perasaanku tidak enak, dan akhirnya aku memasukkan kendaraanku kembali dan menutup kembali pagar untuk menengok istriku.
Kulihat istriku mulai merasa sakit dan menangis, akhirnya aku minta tolong mas dan mbakku untuk mengantar ke Rumah Sakit Bersalin yang sudah kami kenal.

Kami berangkat pukul 06.00 dan begitu tiba di rumah sakit istriku langsung diperiksa Bidan yang berjaga, ternyata sudah bukaan 1 ke 2.
Alhamdulillah sepertinya istriku akan melahirkan pada hari itu.
Karena masih bukaan 1 maka istriku disuruh kembali ke kamar dulu untuk menunggu reaksi-reaksi berikutnya.
Dan pada pukul 10.00 perut istriku mulai kontraksi lagi, aku langsung melapor kepada Bidan yang berjaga. Pada Bidan yang berjaga istriku dibawa ke kamar bersalin. ternyata sudah bukaan 5.
Bidan menyampaikan kepada kami apakah kami akan kembali ke kamar dulu atau tetap nunggu persalinan di Kamar Bersalin saja, dan kami memilih untuk tinggal di Kamar Bersalin saja dengan pertimbangan agar jika terjadi kontraksi lagi dapat segera ditangani.

Setiap 10 menit - 20 menit perut istriku selalu mengalami kontraksi, pada pukkul 11.30 istriku mengalami kontraksi yang hebat lagi, kemudian Bidan memeriksa dan ternyata sudah bukaan 7.

Kira-kira pukul 12.10 istriku mulai merasa sakit yang hebat dan Bidan yang merawat menyampaikan kepada kami bahwa proses kelahiran aanak akan segera mulai.
Dan tepat pukul 13.08 anakku lahir dengan normal, sehat dan lancar.
Kelaminnya Laki-laki, beratnya 3000 gr, panjangnya 47 cm.
Anakku kuberi nama Orlen Sachio Gilland Ghazali Sukarno.

Terimakasih kepada Bidan yang membantu kami, dan kepada dokter yang memberi perhatian, semoga kami tidak melupakan engkau.

Tips Menjemur Bayi

Tips Menjemur Bayi

Bayi baru lahir, umumnya memiliki kecenderungan kuning karena organ hatinya belum berfungsi sempurna dalam mengolah bilirubin. Ini yang dinamakan kuning fisiologis. Nah, sinar matahari pagi memiliki spektrum sinar biru yang bermanfaat mengurangi kadar bilirubin dalam darah. Kegunaan sinar matahari pagi Berikutnya adalah menghangatkan tubuh bayi sekaligus membantu mengeluarkan lendir dari tenggorokannya. Alhasil, suara ngrok-ngrok napas bayi, terutama yang berbakat alergi, dapat dikurangi. Apalagi kalau sambil dijemur dalam posisi telentang, dada bayi--dari bagian bawah menuju ke leher--ditepuk-tepuk dengan lembut. Jangan lupa, sinar matahari pagi juga merangsang pembentukan vitamin D dalam tubuh. Vitamin ini diketahui berfungsi sebagai pembuka kalsium agar mudah terserap ke dalam aliran darah, sampai akhirnya menyatu di dalam tulang. Paparan yang dibutuhkan tak perlu lama, cukup sekitar 15 menit pada pagi hari.

1. Pilih waktu yang tepat

Waktu yang paling tepat untuk menjemur bayi adalah pagi hari antara pukul 07.00-08.00 selama kurang lebih 15 menit. Jangan terlalu lama karena kulit bayi masih sensitif dan Jangan menjemur si kecil lebih dari pukul 08.00. Paparan sinar mentari menjelang siang hari mengandung sinar ultraviolet A dan B yang dapat merusak membran kulit sehingga menyebabkan kulit merah dan terbakar serta merusak mekanisme regenerasi sel.

2. Tidak menggunakan baju

Menjemur bayi dalam keadaan dada telanjang (hanya menggunakan celana/popok saja) dan bolak balikkan tubuhnya. Dengan begitu tak hanya bagian dada saja yang disinari matahari, namun juga bagian punggungnya. O, iya, perhatikan mata. Usahakan mata si kecil membelakangi pancaran sinar matahari untuk menghindari risiko rusaknya lensa dan retina matanya.

3. Pilih lokasi yang tidak terlalu terbuka

Lokasi menjemur tidak harus di udara terbuka dengan paparan sinar matahari langsung. Tempat yang agak terlindung namun dapat diterobos sinar mentari, juga sudah memenuhi syarat kok. Bila cuaca sedang berangin, jemurlah si kecil di dalam ruangan (berkaca). Asal kacanya bening, bayi masih dapat menikmati pancaran sinar matahari yang cukup menghangatkan.

4. Waspadai bila bayi sensitive

Bayi fotosensitif sebaiknya tidak terpapar sinar matahari karena kulitnya sangat sensitif. Menjemurnya hanya akan menimbulkan bercak-bercak meral pada kulit.

5. Bayi prematur hendaknya jangan dijemur

Bayi prematur pun disarankan untuk tidak dijemur, apalagi pada minggu-minggu pertama kelahirannya. Pada waktu itu bayi yang dilahirkan kurang bulan ini masih membutuhkan suhu yang stabil. Sementara saat dijemur, is mesti mampu menyesuaikan tubuhnya dengan suhu luar. Ini dapat membahayakan keselamatannya.

6. Jangan tinggalkan bayi sendirian ketika dijemur

Hindari meninggalkan bayi sendirian ketika dijemur. Manfaatkan momen ini untuk melakukan beberapa kegiatan yang bermanfaat. Umpama, melakukan pijat bayi. Gunakan baby oil kala memijat. Minyak ini juga dapat sekaligus melindungi kulit dari kekeringan ketika dijemur. Kalaupun pijat bayi tidak memungkinkan, ajaklah si kecil berbicara (Jangan lupa untuk melakukan kontak mata dengannya). Memang sih is belum mengerti obrolannya dengan Anda namun sebaaknya komunikasi seperti ini akan membuat hubungan antara Anda dan si kecil makin lekat. O, ya sambil ngobrol, beri is belaian lembut. Meski gerakan ini begitu sederhana namun manfaatnya amat besar yakni dapat membentuk rasa aman pada bayi yang akan berpengaruh pada rasa percaya dirinya kelak.

7. Hati-hati hipertemi

Bila paparan sinar mentari begitu terik, kurangi waktu menjemurnya. Jika kelamaan bayi dikhawatirkan mengalami hipertermi (peningkatan suhu tubuh). Suhu ideal bayi antara 36,5°-37,5° C. Kondisi hipertermi berisiko menyebabkan gangguan pada fungsi metabolisme tubuh bayi, otak dan juga fungsi organ lainnya.

Senin, 06 Juli 2009

Sistem Pendidikan Singapura

Sistem Pendidikan Singapura

Sistem pendidikan Singapura didasarkan pada pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat yang unik. Singapura memakai pendekatan yang fleksibel untuk membantu perkembangan potensi para siswa.Sebelum Anda mendaftar ke sebuah sekolah, pastikan dahulu bahwa Anda telah mendapatkan semua informasi yang diperlukan tentang sekolah atau program apa yang akan anda pilih.

Pendidikan Pra Sekolah

Pendidikan pra sekolah diselenggarakan oleh Taman kanak-kanak dan pusat perawatan anak, terdiri dari program tiga tahun untuk anak usia 3 hingga 6 tahun. Terdaftar pada menteri pendidikan, Taman kanak-kanak di Singapura dilaksanakan oleh yayasan masyarakat, perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Pusat perawatan anak mendapat ijin dari Menteri Pengembangan Masyarakat dan olah raga.Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam, 5-hari setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum termasuk program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian terhadap sistem luar negeri yaitu pada sekolah Internasional yang menawarkan program Taman kanak-kanak bagi anak-anak ekspatriat. Periode pendaftaran bagi setiap Taman kanak-kanak dan pusat perawatan berbeda-beda. Kebanyakan dari pusat perawatan anak menerima siswa dari negara manapun sepanjang tahun selama masih ada ketersediaan tempat. Silahkan menghubungi Taman kanak-kanak tersebut secara langsung untuk informasi mengenai pendaftaran, kurikulum dan lainnya.

Pelayanan Siswa Internasional

Ketika anda belajar di Singapura, anda akan yakin bahwa apa yang anda dapat bukan hanya prestasi akademik, tetapi juga hal yang berhubungan dengan pendidikan secara lengkap. Untuk menyediakan dukungan sosial dan praktikal bagi para siswa, banyak institusi pendidikan menawarkan jajaran kegiatan pelayanan yang menarik seperti bimbingan, pilihan dan anjuran tentang akomodasi, dan program pengenalan yang akan membuat anda seperti berada di rumah sendiri.Anda akan dikejutkan dengan kesenangan melalui mutu dan pilihan fasilitas dan kegiatan tambahan yang tersedia untuk melengkapi pengalaman belajar anda. Anda akan mendapat jalan untuk pelayanan teknologi dan perpustakaan kelas dunia, dan akan di kenalkan dengan kegiatan dan perkumpulan ko-kulikuler yang berbeda.Pendidikan tidak selalu terbatas di ruang kelas - pendidikan merupakan proses penemuan dari kegiatan perjalanan. Ambil satu langkah dan jadikan pengalaman untuk diri sendiri.

Singapore Education

Singapore Education adalah suatu inisiatif multi-lembaga yang didirikan oleh Pemerintah Singapura pada tahun 2003 untuk mengembangkan dan mempromosikan Singapura sebagai pusat pendidikan berkualitas dan membantu siswa internasional mengambil keputusan dalam hal belajar di Singapura. Inisiatif ini dipimpin oleh Singapore Economic Development Board dan didukung oleh Singapore Tourism Board, SPRING Singapore, International Enterprise Singapore dan Ministry of Education (Departemen Pendidikan). Informasi berikut menjelaskan peranan penting dari masing-masing lembaga dalam Singapore Education.
Singapore Tourism Board (STB) - Education Services Division
Mempromosikan Singapore Education di luar negeri
Singapore Economic Development Board (EDB)
Menarik berbagai institusi pendidikan terkenal dari luar negeri untuk membuka
kampusnya di Singapura
International Enterprise Singapore (IE)
Membantu sekolah-sekolah berkualitas di Singapura untuk mengembangkan
bisnisnya dan membuka kampus di luar negeri
SPRING Singapore
Mengontrol kualitas dari organisasi pendidikan swasta di Singapura
Ministry of Education Singapore (MOE)
Mengontrol sistem sekolah publik di Singapura

Rabu, 01 Juli 2009

Sukses dan Profesional Sebagai Pendidik

Guru dan Anak Didik

Berhentilah berupaya menyembpurnakan anak didik kita, tetapi berusahalah menyempurnakan hubungan kita dengan anak didik kita (Dr. Henker).

Kita punya harapan apa pada anak didik kita?
  • Memiliki motivasi untuk menyayangi dan menghormati kita?
  • Menyayangi dan menghormati orang lain?
  • Berlaku sopan dan hidup mandiri?

Namun apa yang terjadi? Mendidik anak berperilaku baik tidaklah mudah, kebanyakan pendidik sulit melakukannya.

Mengapa? dan apa sebabnya?. Yang pasti bukan karena anak didik kita tidak mampu diajarkan tentang yang baik, bukan karena kita kurang kasih sayang, tetapi lebih karena kita tidak konsisten dalam mendidik anak-anak.

Kita memberi peringatan tetapi kita tidak melakukan tindak lanjut. Yang dikatakan tidak serius dengan yang dilakukan. Kita kurang sabar, kita menanggapi yang negatif bukan yang positif, dan pada akhirnya kita rupanya menjadi bagian dari masalah anak-anak kita.

Tindakan kita kepada anak didik kita sering dipengaruhi oleh emosi, intuisi, persepsi dan kesalahan. energi kita terkuras habis karena kehabisan tenaga. Kita rasanya kewalahan mendidik anak kita, kita tak berdaya.

Apa yang kita butuhkan? kasih sayang tak cukup walaupun itu penting.

Yang kita butuhkan adalah : Pengetahuan dan pelatihan yang terlatih, karena pelatihan memberikan struktur yang tepat, pelatihan memberikan arahan yang benar dan tepat.

Dunia semakin komplek dan masalah semakin komplek, menjadi pendidik tidak lagi SEDERHANA.

Pendidik dan anak didik adalah pasangan yang tertib, disiplin merupakan proses pengajaran. Pendidik menjadi contoh tanggung jawab.

Pendidik yang sukses menjadi contoh tanggung jawab dan memusatkan perhatian dan energi mereka pada segi-segi positif perilaku mereka. Pendidik yang sukses menekankan kerjasama dana mengajar anak mereka untuk berpikir sendiri dan membina harga diri dari segi-segi positif perilaku mereka.

Pendidik yang sukses adalah pendidik yang konsisten, yang mengatakan apa yang mereka maksudkan dan memaksudkan apa yang mereka katakan. Pendidik yang sukses menggunakan hukuman yang mendidik, bukan hukuman untuk menumpahkan kesal. Pendidik yang suskes adalah yang mengantisipasi masalah dan punya strategi proaktif untuk mengolah amarah kita sendiri dan anak didik.

Pendidik yang sukses adalah pendidik yang mempunyai rencana-rencana terbaik bagi anak didiknya, tetap positif dan menghargai anak didik kita serta terbuka terhadap perubahan.

Yakinkan dan yakinlah bahwa anak kita adalah MANUSIA HARI ESOK.

You can be a hero...

Minggu, 28 Juni 2009

Fase Pertumbuhan dan Kemampuan Anak

Fase Pertumbuhan dan Kemampuan Anak

0-12 Bulan

Motorik Kasar
Kompetensi Dasar Motorik kasar : Anak mampu melewati fase-fase pertumbuhan sesuai dengan tahapannya

Hasil Belajar
Perkembangan Motorik kasar :
a) Hilangnya refleks-refleks moro babinski
b) Tengkurap dan kembali terlentang
c) Mengangkat badan pada saat tengkurap
d) Merangkak
e) Duduk
f) Berdiri
g) Merambat
h) Mulai berjalan
i) Duduk tanpa dibantu
j) Bangkit dan berdiri tanpa bantuan
k) Berjalan dengan dibantu/dibimbing
l) Meniru menggelindingkan bola
m) Meniru gerakan atau perbuatan

Motorik Halus
Kompetensi Dasar Motorik Halus : Anak mampu menggerakkan anggota badan, jari tangan secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan otot.

Hasil belajar
Perkembangan Motorik Halus :
a) Memegang benda dengan seluruh jari-jarinya
b) Meraih benda
c) Mengambil benda dan menjatuhkannya

Fase Pertumbuhan dan Kemampuan Anak
d) Memegang benda dengan telunjuk dan ibu jarinya
e) Membuka telapak tangan
f) Memindahkan benda antara kedua tangan
g) Menjangkau, mencengkeram, memasukkan benda ke mulut
h) Mengikuti benda bergerak dengan mata Bahasa

Kompetensi Dasar
Anak mampu mendengarkan dan berkreasi terhadap suara

Perkembangan Bahasa
a) Memberi Reaksi terhadap perkataan-perkataan orang dewasa
b) Mengoceh (da da da-menggumam)
c) Mengerti kata-kata seperti: ibu, bapak,atau nama anggota keluarga lain
d) Mengerti perintah-perintah sederhana seperti: tidak boleh
e) Mulai bicara beberapa patah kata
f) Memberi reaksi kalau namanya dipanggil
g) Tersenyum sosial
h) Menoleh kapada suara bel, kerincingan, tepuk tangan, dll
i) Mengerti perintah ditambah mimik sosial

Kompetensi Dasar
Anak mengenal anggota keluarga dan orang-orang terdekat

Perkembangan sosial :
a) Mengenal anggota keluarga, mengenal orang yang berbeda-beda
b) Tersenyum spontanpada orang yang sudah sangat dikenal
c) Reaksi pada orang yang masih/belum dikenal dengan menangis / menatap terus-menerus
d) Bereaksi dan meniru ekspresi/penampilan muka orang lain
e) Bermain dengan saudara-saudaranya atau orang lain yang sudah dikenal

13-24 Bulan

Motorik Kasar
Kompetensi dasar
Anak mampu melakukan aktifitas fisik sederhana

Perkembangan motorik kasar :
a) Duduk sendiri tanpa dibantu
b) Duduk sendiri dikursi kecil
c) Jongkok pada waktu bermain
d) Berjalan sendiri dengan keseimbangan yang baik
e) Berjalan mundur atau kesamping dua-tiga langkah
f) Berkari tapi sering jatuh
g) Berlari kedepan tapi belum dapat membelok
h) Berjalan dengan menggunakan ujung jari (berjingkrk)
i) Menendang bola tapi masih jatuh

Fase Pertumbuhan dan Kemempuan Anak
j) Menaiki tangga dengan berpegangan pada tepi tangga/dengan pertolongan
k) Menarik dan mendorong alat permaianan
l) Bergoyang-goyang mengikuti irama musik, menyusun 2-3 kubus

Motorik Halus
Kompetensi Dasar
Anak dapat menggerakkan lengannya dalam rangka kelenturan dan koordinasi

Perkembangan motorik halus :
a) Melempar-lempar benda dengan kedua tangan tanpa kehilangan keseimbangan
b) Memegang benda-benda yang tidak terlalu besar dengan satu tangan
c) Mengambil alat permainan dari lantai tanpa jatuh
d) Memasukkan benda kedalam botol
e) Membuka-buka lembaran
f) Mencoret-coret
g) Menarik, memutar, dan mendorong benda-benda
h) Menggambar dgn gerakan tangan menyeluruh, menggeser tangan, membuat garis besar
i) Menyusun kereta api dengan empat kubus
j) Melepas biji spontan
k) Mampu menyamakan atau memasangkan benda yang serupa

Bahasa
Kompetensi Dasar
Anak memiliki perbendaharaan kata-kata sederhana dan mengerti kalimat sederhana

Perkembangan bahasa :
a) Mengucapkan kata yang mempunyai arti
b) Meniru kata-kata yang di ucapkan orang dewasa
c) Menyebut dirinya sendiri dengan namanya
d) Perbendaharaan kata lebih banyak
12-15 bulan : 4-6 kata
16-24 bulan : 7-20 kata
e) Dapat bereaksi dengan tepat kalau ditanya ”dimana?’
f) Mengerti kalimat sederhana
g) Menunjukkan 5 bagian badan yang disebutkan
h) Melihat buku gambar dengan orang dewasa

Sosial
Kompetensi Dasar
Anak mampu melihat/meniru aktifitas orang lain

Perkembangan sosial :
a) Bermain berdekatan dengan anak lain tapi masih sendiri
b) Meniru tingkah laku orang dewasa dalam permainan
c) Dapat membuka baju, celana, kaos kaki dan sepatu
d) Dapat mengatakan kalau ingin ke toilet
e) Bereaksi terhadap perkataan dan perintah
f) Mengetahui kamu dan saya
g) Belajar melalui eksplorasi

25-36 Bulan

Motorik Kasar
Kompetensi dasar
Anak mampu melakukan aktifitas fisik terkoordinasi dalam rangka kelenturan, keseimbangan,
dan kelincahan.

Perkembangan Motorik kasar :
a) Berlari tanpa jatuh,melompat dan dapat menjaga keseimbangan bila berdiri pada satu kaki
b) Berjalan mundur lebih dari tiga langkah
c)Turun tangga setiap satu langkah dengan berpegangan pada tepi tangga
d) Menari mengukuti irama musik
e) Meloncat dengan dua kaki jatuh bersamaan
f) Berdiri pada satu kaki
g) Berjingkat diatas jari-jari kaki
h) Menendang bola

Motorik halus
Kompetensi dasar
Anak dapat menggerakkan badan dan dua kaki dalam rangka keseimbangan dan koordinasi

Perkembangan Motorik halus :
a) Mengatur merangkai benda-benda
b) Mencoret-coret dengan alat tulis
c) Membalik halaman buku satu persatu
d) Memegang alat tulis (gambar)
e) Menggunakan satu tangan secara tetap dalam hamper semua kegiatan (kiri dan kanan)
f) Meniru garis lingkaran, lurus, dan berdiri tegak lurus
g) Meremas-remas lilin/tanah liat
h) Melukis bentuk-bentuk

Bahasa
Kompetensi Dasar
Anak mampu mendengarkan dan mampu memahami kata dan kalimat sederhana

Perkembangan Bahasa & Kognitif :
a) Bereaksi terhadap perintah sederhana
b) Melihat-lihat buku & gambar
c) Memasangkan berbagai benda yang dikenal dan berarti baginya
d) Menyusun menara gelang
e) Mengenal diri dari cermin
f) Mengenal nama sendiri
g) Menyebut nama sendiri
h) Meniru perbuatan prang dewasa
i) Dapat mengatakan dengan singkat yang sedang dikerjakannya
j) Konsentrasi/memusatkan perhatian

Fase Pertumbuhan dan Kemampuan Anak
k) Belajar dilakukan dengan eksplorasi
l) Mulai mengerti penggunaan benda-benda
m) Mengerti instruksi yang kompleks
n) Dapat menggunakan kata saya,kamu
o) Bernyanyi dengan ritme dan kata-kata sederhana

Sosial
Kompetensi dasar
Anak mulai mempelajari dan mengamati lingkungan dengan lingkup kecil (TPA dan Rumah)
Perkembangan Sosial :
a) Bermain kegiatan orang dewasa, bermain masak-masakan, boneka, mobil-mobilan.
b) Mengetahui tentang bagian-bagian tubuhnya (hidung, mata, telinga, dll)
c) Sudah mengenal toilet training
d) Bermain berdekatan dengan anak lain dan sudah menunjukkan reaksi
e) Sering berkata tidak (negatiuistik)
f) Sering bertemperamen tinggi
g) Meniru orang dewasa

Kamis, 18 Juni 2009

Metode Pengembangan Membaca Untuk Anak TK

METODE PENGEMBANGAN MEMBACA UNTUK ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK


1. Pendekatan pengalaman bahasa

Dalam pendekatan ini guru menggunakan kata-kata anak sendiri untuk membantunya belajar membaca.

Kata-kata itu dapat berupa penjelasan suatu gambar atau suatu cerita pendek yang dimasukkan ke dalam suatu buku.

Mula-mula anak itu mengatakan kepada guru apa yang harus ditulis. Setelah beberapa waktu anak-anak dapat menyalin tulisan guru dan akhirnya dapat menulis kata-kata mereka sendiri. Banyak guru menggunakan metode ini sebagai suatu pendekatan pertama untuk membaca. Membaca kata-kata mereka sendiri membantu anak-anak memahami bahwa kata yang tertulis adalah untuk komunikasi makna. Jadi, kekuatan dari pendekatan pengalaman bahasa yang utama adalah dapat membuat anak menggunakan pengalaman mereka sendiri sebagai bahan utama pelajaran membaca. Keunggulan lain dalam pendekatan ini anak menggunakan pola bahasa mereka sendiri, mereka dapat membaca lebih efektif daripada membaca pola bahasa yang ada dalam buku (Miller, 1977 : 44).


2. Fonik

Metode ini mengandalkan pada pelajaran alfabet yang diberikan terlebih dahulu kepada anak-anak, mempelajari nama-nama huruf dan bunyinya. Setelah mempelajari bunyi huruf mereka mulai merangkum beberapa huruf tertentu untuk membentuk kata-kata.

Contoh : b-a-k r-a- k p-a- k t-a- k

Untuk memberikan latihan membaca kepada aanak-anak dalam keterampilan ini, buku-buku cerita haruslah dipilih secara terencana, sehingga semua kata bersifat regular, dapat dibunyikan. Luar biasa sukarnya untuk menulis buku dengan kata-kata yang secara fonik bersifat reguler, yang menarik untuk dibaca anak-anak.

Mempelajari bunyi yang terpencil sangat abstrak bagi anak kecil. Ini tidak berarti apa-apa biasanya mereka menganggapnya sebagai membosankan. Mereka juga harus benar-benar memusatkan pikiran akan pembunyian kata-kata sehingga mereka tidak mampu mengucapkan kata dengan benar tanpa mempunyai gambaran akan artinya. Anak-anak yang diajar dengan metode ini akan belajar dan mengucapkan kata-kata tak bermakna dengan sangat benar, sedangkan jika kata-kata itu dalam kalimat mereka segera tahu bahwa kata-kata itu tidak berarti.

Karena alasan-alasan inilah metode fonik biasanya tidak diajarkan sampai anak-anak dapat memahami dengan baik dasar-dasar membaca. Tetapi anak-anak yang besar yang merasakan kesukaran membaca, sering merasa pendekatan fonik ini baik bagi mereka.

Tidak ada bukti pasti bahwa salah satu metode itu lebih unggul daripada yang lain. Kebanyakan guru cenderung menggabung sejumlah metode yang berlainan. Anak-anak yang berlainan memperoleh manfaat dari metode yang berlainan pada tahap yang berlainan.


3. Lihat dan Katakan

Dalam metode ini anak-anak belajar mengenali kata-kata atau kalimat-kalimat keseluruhan, bukanya bunyi-bunyi individu. Mereka memandangi kata-kata, mereka mendengar kata itu diucapkan dan kemudian mereka mengulangi ucpan itu.

Dua puluh tahun yang lalu orang lazim menggunakan kartu dengan dilihatkan sekilas dalam mengajar dengan metode ini. Kartu-kartu itu dipegang untuk dikenali anak-anak, tapi karena tidak ada petunjuk untuk membantu mereka, si anak menebak-nebak.Sekarang umumnya diakui bahwa lebih baik menunjukkan seluruh kalimat lebih dahulu, dan lebih baik diiringi gambar, kemudian seperangkat kartu kata-kata yang sepadan ditaruh di bawah kalimat, dan akhirnya hanya kartu-kartu itu untuk membuat sebuah kalimat.

Dengan cara lain anak-anak dapat memperoleh makna dari dalam kata-kata tercetak dari tahap paling awal belajar membaca.


4. Metode pendukung konteks

Bila anak-anak sedang belajar membaca, sangatlah penting bahwa mereka menggunakan buku yang benar-benar menarik bagi mereka. Meskipun demikian mereka tidak dapat menangani terlalu banyak kata baru, dan sukarlah untuk menulis cerita yang menarik dengan kata-kata yang terbatas banyaknya. Untuk mengatasi masalah ini diterbitkan beberapa buku yang memberikan dua versi dari suatu cerita. Bersi panjang seringkali dicantumkan pada satu halaman dan pada halaman sebelahnya ada versi yang lebih pendek.

Kadang-kadang versi panjang ditaruh pada bagian bawah halaman dan versi pendek dalam gelembung-gelembung bicara. Anak itu mendengar versi panjang sebelum membaca sendiri versi pendeknya. Perbendaharaan kata-kata yang lebih terbatas dari versi pendek dihidupkan karena anak itu dapat mengaitkan dengan apa yang telah ia dengar. Ini merupakan cara yang relatif baru dalam mengajar membaca dini. Cara ini memang membantu untuk membuat kata yang tercetak lebih menarik dan bermakna bagi seorang anak.

Pembelajaran PAKEM

Apa yang Disebut dengan PAKEM

PAKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

1. Aktif
Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak. Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar :
10% dari yang kita baca
20% dari yang kita dengar
30% dari yang kita lihat
50% dari yang kita lihat dan dengar
70% dari yang kita ucapkan, dan
90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan, serta
95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000).

Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.

2. Kreatif
Pembelajaran PAKEM juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya.
Ciri seorang pebelajar yang mandiri adalah :
Mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya
Mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya
Memonitor keefektivan strategi tersebut, dan
Termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan

3. Efektif
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya.
Banyak orang beranggapan bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAKEM seringkali tidak efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingka dengan pembelajaran tradisional/konvensional.
Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran PAKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif saja

4. Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan.

Mengapa pembelajaran harus menyenangkan?
Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa : Belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan.
Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar.
Ciri yang terakhir ini merupakan ciri pembelajaran kontekstual.
Dengan demikian pembelajaran PAKEM sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.PAKEM merupakan pembelajaran yang tidak hanya terpaku menggunakan satu pendekatan saja, tetapi dengan menggunakan berbagai pendekatan dan model.

Berikut adalah ciri-ciri PAKEM :
1. Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar mengggunakan cara yang beragam, misalnya : Percobaan, Diskusi kelompok, Memecahkan masalah, Mencari informasi, Menulis laporan/cerita/puisi, Berkunjung keluar kelas
2. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal : Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri, Gambar, Studi kasus, Narasumber, Lingkungan
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
Siswa :
- Melakukan percobaan, pengamatan, eksperimen atau wawancara
- Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
- Menarik kesimpulan
- Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
- Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.
Melalui : Diskusi, Lebih banyak pertanyaan terbuka, Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
5. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
- Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
- Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
- Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
6. Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari.
- Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
- Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
7. Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
- Guru memantau kerja siswa
- Guru memberikan umpan balik

Rabu, 17 Juni 2009

Belajar dan Pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik

Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu :

“modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing2 dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.

1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat.
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Ciri-ciri gaya belajar visual :

  1. Bicara agak cepat
  2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
  3. Tidak mudah terganggu oleh keributan
  4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
  5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
  6. Pembaca cepat dan tekun
  7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
  8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
  9. Lebih suka musik dari pada seni
  10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

  1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta
  2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
  3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
  4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
  5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja.

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :
  1. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
  2. Penampilan rapi
  3. Mudah terganggu oleh keributan
  4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
  5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  7. Biasanya ia pembicara yang fasih
  8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
  11. Berbicara dalam irama yang terpola
  12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

  1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
  2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
  3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
  4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
  5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat.
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

  1. Berbicara perlahan
  2. Penampilan rapi
  3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
  4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek
  5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
  8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  9. Menyukai permainan yang menyibukkan
  10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
  1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam
  2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
  3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
  4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
  5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Bagaimana dengan gaya belajar Anda?

Wallahu’alam

dikutip dari http://nuritaputranti.wordpress.com

Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik sendiri menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, dan menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa/anak didik untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan sehingga siswa/anak didik secara produktif dapat menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.

Bahkan sesuai beberapa penelitian yang ada menyebutkan bahwa keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai berikut:
Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.
  1. Menghilangkan batas dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.
  2. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa, yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; siswa didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.
  3. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas.
  4. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
Pendidikan adalah hak setiap anak dalam rangka mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisinya, hal tersebut ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang perlindungan anak. Demikian pula pendidikan bagi anak usia dini, dimana semua anak mempunyai hak untuk mendapatkan kesempatan melalui pemberian stimulasi pendidikan yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan, sehingga anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.

Program PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Dewasa ini pendidikan formal di jenjang PAUD banyak memberikan andil yang baik bagi persiapan anak ke jenjang pendidikan dasar. Karenanya, sangat diperlukan strategi pendidikan pada anak usia dini yang benar-benar dapat merangsang kecerdasan, minat-bakat serta tumbuhnya pengetahuan sebagai dasar keilmuan di bangku jenjang sekolah dasar nantinya.

Pola pembelajaran tematik adalah salah satu strategi tersebut. Penerapannya memang tidaklah mudah, memerlukan perencanaan dan pengorganisasian yang handal agar dapat berhasil dengan baik. Setidaknya, dalam merancang pola pembelajaran tematik pada anak usia dini, ada lima hal yang perlu diperhatikan. Yaitu;

  1. Memilih tema
  2. Mengorganisir tema
  3. Mengumpulkan bahan dan sumber
  4. Merancang kegiatan dan proyek
  5. Mengimplementasikan pada satuan pelajaran.

Orang Tua Harus Paham GOLDEN AGE

Usia Taman Kanak-Kanak adalah usia emas atau para ahli sering menyebutnya GOLDEN AGE.
Pada usia ini penanaman segala aspek dasar anak ditanamkan sejak dini.
Orang Tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak perlu memahami apa yang di maksud dengan gelden age agar mereka tidak semena-mena terhadap anak.

Sebagai wujud ketidakpahaman mereka terhadap usia emas anak adalah masih banyaknya kekerasan yang terjadi kepada anak, membelenggu kebebasan anak dan mengeksploitasi kehidupan anak.

Perlunya panyampaian pentingnya usia emas anak kepada orangtua sejak dini agar mereka benar-benar paham dan mengerti dengan apa yang "harus" mereka perbuat kepada anak.